Inspiring Communities
Kamis, 30 April 2020

Rad Supersonic, Lincah Membelah Jalan dengan Rollerskate

  • Share
  • fb-share
Rad Supersonic, Lincah Membelah Jalan dengan Rollerskate

Di era tahun 80-90an, sepatu roda jadi salah satu item yang must have banget buat kawula muda. Nah, di abad ke-21 ini, ada Rad Supersonic yang berhasil membawa tren roller skate ala 80-an jadi populer lagi di ibu kota. Perjuangan untuk mendirikan komunitas ini nggak gampang. Apalagi, sekarang udah terbilang sulit mencari sepatu roda atau roller skate dengan kondisi anyar.

Dengan tekad kuat untuk membangkitkan nostalgia kejayaan sepatu roda, Marina Tasha sebagai founder sampai harus membuat sepatu roda custom yang dibuat dari sneaker! Yuk kenalan lebih dalam sama Rad Supersonic!

 

Berawal dari Main Sendiri

Anggota dari Rad Supersonic yang rutin main bareng

Rad Supersonic berawal dari kerinduan Marina Tasha, yang akrab disapa Acha, untuk bermain roller skate yang pernah ia pelajari di masa kecil. Karena kelangkaan sepatu roda di pasaran, Acha harus kreatif menggabungkan sepatu sneaker dengan roda-roda dari bekas sepatu roller skate. Ia sebenarnya sempat bermain inline skate, yang lebih mudah ditemukan di pasaran. Tapi, hal itu ternyata nggak menuntaskan kerinduan Acha pada sepatu roda jadul.

Mungkin lo bertanya-tanya, apa sih bedanya inline skate dan sepatu roda biasa? Inline Skate biasanya memiliki roda yang sejajar, sementara sepatu roda punya empat roda layaknya kendaraan roda empat. Secara teknik, dua jenis sepatu roda ini juga memiliki teknik yang berbeda, misalnya dalam hal teknik rem dan keseimbangan. Inline skate sendiri sebenarnya dibuat sebagai teknologi yang lebih mutakhir dari roller skate.

“Roller skate itu spesial karena mengembalikan kenangan masa lalu, dan bisa dipakai untuk speed, roller dance, figure, atau skatepark,” ungkap Acha. Selain itu, ia juga lebih tertarik pada roller skate karena bentuknya yang lebih unik dan fashionable.

Perayaan pesta ulang tahun Rad Supersonic yang pertama

Setelah dua bulan bermain roller skate dengan beberapa temannya, Acha kemudian diperkenalkan dengan seorang mantan atlet roller skate di tahun 80an yang akrab disapa Om Detje. Pegiat roller skate asal Bandung ini rupanya masih menyimpan banyak koleksi sepatu roda jaman dulu yang dicari-cari Acha dan temannya. Acha kemudian meminta Om Detje untuk mengajari ia dan teman-temannya beberapa teknik khusus dalam bermain roller skate seminggu sekali di Jakarta. Dari sinilah, ia bersama teman-teman sesama pecinta roller skate berinisiatif untuk mendirikan sebuah komunitas yang dinamai Rad Supersonic pada tanggal 21 November 2018.

Nama Rad sendiri berasal dari kata radikal yang berarti kupas habis. Harapannya, komunitas ini bisa mengupas habis semua teknik dalam mempelajari olahraga roller skate. Kemudian, Supersonic sendiri berarti gesit dan tangkas. Mereka ingin bisa berselancar membelah jalan dan meliuk-liuk dengan lincah pastinya!

 

Berburu Sepatu Roda Hingga ke Luar Negeri

Setelah resmi berdiri, bukan berarti tantangan Rad Supersonic berhenti sampai di situ. Seiring perjalanan, kelas roller skate bersama Om Detje ternyata dirasa kurang efektif. Selain harga sewa tempat yang cukup menguras kantong, Om Detje juga harus bolak-balik Bandung-Jakarta setiap minggu. Nggak hanya itu, mereka juga kesulitan mencari tempat latihan. Kondisi ini membuat Acha harus memutar otak agar ia dan teman-temannya lebih leluasa bermain roller skate.

Salah satu tantangan Rad Supersonic adalah mencari tempat bermain yang kondusif

“Kita latihan di Lapangan Banteng, lalu dimarahi oleh satpam. Kemudian kita minta izin ke security GBK dan diberi tempat di sebuah tempat parkir yang belum kondusif. Setelah pertemuan ketiga, kita nggak boleh lagi main di situ. Kemudian, dicarikan tempat lain di pintu 3 GBK yang masih gelap, kita pasang 3 lampu supaya terang. Cuma, karena kebetulan waktu itu bulan Desember, lagi musim hujan, jadi susah sekali mencari tempat yang kering untuk latihan. Akhirnya kelas dengan Om Detje aku sudahi,” kenangnya.

Acha kemudian berburu sepatu roda ke berbagai negara, mulai dari Australia, Eropa, sampai Amerika, agar mereka nggak perlu lagi menyewa sepatu roda untuk latihan. Ia juga mendirikan sebuah toko roller skate di akun IG @skatelovershop yang menyediakan berbagai jenis dan model roller skate, mulai dari model klasik hingga yang unik. Harga yang dipatok mulai dari Rp1,5 juta hingga belasan juta rupiah.

 

Kenalkan Teknik Roller Skate dengan Membuka Kelas

Rad Supersonic membuka kelas sepatu roda di Blok M Mall

Setelah sukses dengan toko online roller skate yang mendapat sambutan positif, Acha kemudian membuka kelas roller skate di kawasan Blok M Mall, Jakarta Selatan. Ia menawarkan beragam kelas, mulai dari tingkat basic, intermediate, advance, hingga kelas roller skate dance. Untuk mengikuti satu sesi kelas, lo bisa membayar Rp100.000 dan biaya tambahan Rp50.000 untuk sewa sepatu roda selama satu sesi latihan berdurasi 1 jam. Dengan tiga sampai empat kali pertemuan saja, lo pasti bisa bermain roller skate dengan lihai, Bro!

Acha dan komunitasnya juga nggak punya syarat apapun buat lo yang ingin gabung menjadi anggota Rad Supersonic. Cukup dengan ikut kelas dan janjian main bareng Rad Supersonic, lo udah dianggap sebagai bagian dari keluarga Rad Supersonic. Komunitas ini juga kerap berpartisipasi dalam berbagai event roller skate besar di Jakarta, lho!

“Untuk main roller skate dengan lihai, kunci utamanya adalah hati-hati, percaya diri, harus yakin kalo lo bisa, selalu gunakan protector, dan have fun!” ungkap Acha.

Nah, buat lo yang pengen gabung sama Rad Supersonic, bisa langsung kepoin mereka di IG @radsupersonic untuk main bareng, atau dapetin sepatu roda di @skatelovershop milik Acha!

Comments
Elizabeth
Asyik kalau satu server
Dudy Elvianto
asik jg nih