Inspiring People
Jumat, 15 Desember 2023

Tomi Wibisono Sukses Buat Toko Buku Vintage Populer di Indonesia

  • Share
  • fb-share
Tomi Wibisono Sukses Buat Toko Buku Vintage Populer di Indonesia

Perjalanan hidup Tomi ngingetin gue dengan sebuah pernyataan, “Mau buka usaha? Ya dimulai aja dulu.” Kalimat ini lah yang muncul pas gue nanya, gimana caranya kalau mau buka usaha. Soalnya kebanyakan dari kita itu terlalu banyak mau, tapi aksinya nol. 

Obrolan dengan Tomi seputar Buku Akik ngingetin gue lagi untuk enggak cuma punya mimpi, tapi juga mulai dengan tindakan. Buku Akik adalah salah satu mimpi Tomi yang terwujud.

Malah enggak cuma ngewujudin mimpinya sendiri, Tomi juga berhasil ngasih inspirasi ke banyak anak muda untuk kembali mencintai buku dan membangun wadah untuk berkomunitas lintas kalangan.

 

Inisiator dan Eksekutor Toko Buku Antik dan Nyentrik

Nah, bukan rahasia lagi kalau Yogyakarta itu gudangnya toko buku dan juga salah satu pusatnya kreativitas anak muda Indonesia. Di antara sekian banyak spot nyeni di Yogyakarta, Buku Akik bisa gue bilang jadi salah satu yang menonjol.

Jadi lokasinya tuh di Jalan Kaliurang, dan Buku Akik ini menurut gue bisa nawarin pengalaman browsing buku yang susah dilupain. Apalagi ada mesin tik jadul di beberapa spot dan quote yang menempel di sudut-sudut spesial. Pokoknya kalau lo ke sini berasa anak kalcer banget, deh!

“Gue punya beberapa toko buku fisik yang jadi inspirasi, salah satunya Shakespeare and Company di Paris,” cerita Tomi. Dari pengalaman ngunjungin tempat-tempat tadi, Tomi akhirnya nyimpulin kalau toko buku yang asyik itu enggak cuma jualan buku, tapi juga tempat berkumpul dan sharing

Ini yang menurut gua nyentrik dan unik dari idenya Tomi. Kalau misalkan perpustakaan atau toko buku itu identik sama hening dan sunyi, eh Tomi malah bisa nyulap Buku Akik jadi wadah diskusi yang memang seharusnya ada di toko buku.

Soalnya buku sebagai sumber ilmu dan gagasan kan memang harus bisa jadi bahan diskusi untuk ngemajuin pemikiran sekaligus ngembangin kreativitas anak bangsa. Makanya sekarang Buku Akik selain jadi tempat diskusi juga ngadain pertunjukan musik. Dan ini sukses narik minat baca ke anak muda, terutama yang ada di sekitar Yogyakarta.

 

Dari Narasumber Jadi Relasi Promosi Tanpa Diminta

Nah lanjut ke cerita soal awal mula sebelum buka Buku Akik, alumni Ilmu Komunikasi Universitas Gadjah Mada ini sempat buat portal berita dan majalah musik namanya Warning Magz. Di tahun 2016, Tomi malah pernah nerbitin buku Questioning Everything yang isinya kumpulan wawancara bareng musisi, seniman, penulis, sampai pembuat film.

Walau akhirnya Warning Magz tutup, turns out relasi narasumber yang berhasil diwawancara sama Tomi waktu itu malah berhasil bantu lahirnya Buku Akik.

“Buku Akik tumbuh karena dibantu banyak teman. Di tahun awal, banyak musisi yang gue kenal karena dulu bikin majalah musik ikut membantu menyebarkan informasi mengenai Buku Akik,” cerita Tomi. 

Nah, pernyataan Tomi ini yang membuat gue semakin yakin kalau relasi itu penting. Tapi jangan cuma sekedar kenal aja ya, harus ada upaya supaya relasi tersebut tetap bermanfaat.

“Pas Buku Akik jadi sering didatangin seniman populer, yang gue dan teman-teman lakukan adalah memperlakukan mereka seperti pengunjung lainnya. Ini membuat Buku Akik menjadi “ruang aman” untuk didatangi,” terang Tomi. Kalau sudah begitu, biasanya teman-teman public figure tersebut bakal ngelakuin promosi tanpa diminta.

 

Tantangan dan Kiat Menjadi Wirausaha

Tomi lanjut cerita kalau teman-teman yang gabung di Buku Akik juga berangkat dari kecintaan yang sama. Semua tim di Buku Akik itu, punya passion sama yang namanya sastra, seni, dan politik. Tapi sayangnya, enggak ada nih yang punya punya ilmu manajemen.

“Sementara untuk jalanin toko kan kami mau enggak mau harus akrab dengan pembukuan, laporan, retur, selisih barang, barang rusak, salah input dan hal-hal tidak romantis lainnya. Itu PR sih, dan menginjak tahun ke 8 ini, gue dan teman-teman masih belajar soal itu,” paparnya panjang lebar. 

Nah selain terus belajar hal baru biarpun enggak familiar, kiat Tomi lainnya untuk berwirausaha adalah selalu berusaha untuk nyusun strategi dan menyiasati situasi. Soalnya, Buku Akik enggak lahir dengan langsung besar begitu aja.

Sebelum ada toko fisik, Tomi dkk mulainya dari toko online juga, kok. Malah ini semua awalnya dari sistem jasa titip. Jadi, Tomi yang datangin langsung toko-toko buku yang sudah ada, terus difoto dan upload di media sosial untuk dipasarin. 

Baru deh pas toko buku onlinenya jalan lancar, Tomi pelan-pelan buka toko fisik dan ngedesainnya untuk ngasih pengalaman personal nan artistik. “Zaman sekarang kan orang-orang suka bikin konten di media sosial, kita perlu memberikan pengalaman yang menarik untuk pengunjung mau bagikan di medsos mereka,” papar Tomi. 

Tips wirausaha Tomi ini juga enggak cuma terbukti dari Buku Akik aja, loh. Tomi akhirnya juga nambah lini bisnis lain macam ngadain merchandise, nyediain buku langka, buat studio desain Katalika Project, sampai bangun penerbit buku Warning Books yang juga sukses ngikutin jejaknya Buku Akik. 

Terus, apa wirausahawan adalah profesi yang oke? “Kayaknya udah enggak ada lagi yang menjanjikan di dunia ini hahaha,” jawab Tomi sambil terbahak. Namun dia juga nambahin kalau hidup harus terus belajar dari kesalahan dan keluar dari rutinitas zona nyaman yang kadang suka buat bosan.

Yang kalau dalam kasusnya Tomi adalah membaca data dan berhitung untuk pembukuan usaha. Tapi dengan ketekunan dan semangat yang Tomi milikin, Buku Akik dan berbagai lini bisnis lain bisa berjalan lancar, kan?

Itu dia akhir obrolan gue bareng Tomi Wibisono. Jawaban Tomi pada akhirnya bisa dibilang udah berhasil ngasih gue gambaran realistis tentang industri usaha saat ini. Kalau hanya modal passion dan suka aja, ya enggak cukup di zaman sekarang ini!

Nah buat yang penarasan tentang gimana Tomi ngejalanin bisnis atau mau cari inspirasi, lo bisa cek lebih lanjut profil dia di akun instagramnya @tomiwibisono atau langsung aja ke akun @bukuakik, ya.

Dan kalau lo mau cari cerita inspiratif lain dari local greatness, langsung aja baca cerita-cerita lain di MLDSPOT! Yang penting jangan lupa untuk login supaya pas lo baca artikel enggak cuma dapat inspirasi, tapi juga poin yang nanti bisa lo tukar sama banyak rewards menarik.



Comments
Dadi Ramayana
Sangat mengisporasi
Agus samanto
Kalau hanya modal passion dan suka aja, ya enggak cukup di zaman sekarang ini!