Trending
Senin, 06 Mei 2019

Trio Jazz NonaRia, Perisa Retro dalam Jazz Masa Kini

  • Share
  • fb-share
Trio Jazz NonaRia, Perisa Retro dalam Jazz Masa Kini

Di tengah gempuran musik kekinian, lagu-lagu dari trio jazz NonaRia ibarat angin segar dengan nuansa musik yang kental dengan aroma masa lalu tahun 40-an sampai 80-an. Vokal lincah serta sentuhan halus snare yang dimainkan Nesa Ardi,  hentakan piano/arkodeon dari Nanin Wardhani, plus gesekan biola Yashinta Pattiasina menghasilkan harmonisasi musik yang wow!

Ini masih ngomongin soal melodi lho ya, belum lirik-lirik lagu NonaRia yang sederhana. Ketika musisi lain bicara soal PHP dan patah hati, NonaRia membahas tentang pentingnya mengantre, jemuran hilang, dan juga santai. Yuk, simak cerita tentang NonaRia, sang perisa retro dalam jazz masa kini!

 

Nggak Suka yang Ngawang-ngawang!

“Iya, kami memang suka yang pasti-pasti dan nggak ngawang-ngawang,” cerita Yashinta saat ditanyakan soal kesederhanaan lirik-lirik lagu NonaRia. Apalagi memang kiblat NonaRia memang ke musik tahun 30-an dan 40-an yang dikenal dengan lirik yang nggak macem-macem.

“Tema kami sederhana dan sehari-hari banget. Contohnya kayak lagu ‘Sayur Labu’, ya memang tentang proses memasak sayur, ada bumbunya. Kalau lagu ‘Antri Yuk!’, ya biasa lah tentang kemacetan Jakarta dan imbauan untuk antre,” tambah Yashinta lagi.

Nesa terkenal paling suka ngebanyol dan ramah ke fans!

Menurut NonaRia, lagu-lagu sekarang terlalu ribet. Selain karena mereka memang senang dengan lagu-lagu jadul, keinginan untuk membawa keceriaan pada musik membuat Yashinta dan teman-teman memilih lirik lagu yang sederhana untuk dibawakan.

“Kalaupun kami membawakan lagu cinta juga tetap yang sederhana, misalnya seperti ‘Hari Bahagia’, cowoknya nggak PHP dan janji doang hehehe,” Nesa menambahi. Lirik-lirik lagu yang NonaRia ciptakan biasanya dibuat sendiri-sendiri. Masing-masing personil punya lagu, baru kemudian brainstorming bersama untuk menemukan aransemen yang sesuai dan lirik yang lebih oke.

 

Bangkit Kembali Setelah Tidur Panjang

Buat lo yang belum tahu, NonaRia sebenarnya sudah terbentuk sejak 2012. Sebelum Yashinta masuk, ada Rieke Astari yang keluar di tahun 2014 karena harus pindah ke Papua mengikuti sang suami. Sempat vakum selama dua tahun, permintaan dan pertanyaan mengenai NonaRia masih ada atau nggak terus datang dari para pendengar setia.

“Pas Rieke masih di NonaRia, gue pernah featuring dengan NonaRia. Lalu beberapa waktu setelah Rieke keluar, anak-anak nanya ke gue mau gabung nggak di NonaRia,” cerita Yashinta. Begitulah kisah di baliknya hingga pada tahun 2016 NonaRia bangkit kembali setelah tidur panjang.

Pengalaman manggung yang memorable adalah nggak mandi pas manggung karena sebelumnya NonaRia sibuk berenang di pantai!

Setelah dijalani dengan serius, permintaan untuk manggung ternyata ramai banget. Apalagi ketika NonaRia mulai aktif di sosial media dan memperkencang promonya. Dari sinilah NonaRia akhirnya mencari manajer agar Yashinta dan teman-teman fokus di musik. Sekarang ini tim NonaRia sudah terdiri dari 7-8 orang yang mengurusi hal-hal administratif seperti mengatur jadwal, meeting, kontrak, administrasi, dan promosi lainnya.

Meski manajemen marketing NonaRia boleh saja mengikuti perkembangan zaman kekinian, namun nuansa dan tone-nya tetap jadul, karena itu adalah core mereka. NonaRia bahkan merilis album fisik CD ketika musisi lain merilis lagu-lagu di platform digital.

“Pendengar kami berada di rentang usia yang luas. Bukan hanya kawula muda, tapi juga oma dan opa yang senangnya memegang barang fisik dan baca lagu dari kertas yang dicetak di CD,” tambah Nanin Wardhani.

 

Latar Belakang Pencinta Musik

Mengulik ke belakang kisah hidup dan perjalanan Nesa, Nanin, dan Yashinta, ternyata ketiganya memang beririsan dengan musik. “Gue memang berasal dari keluarga musik. Gue sempat kuliah di jurusan Psikologi kemudian kuliah lagi di jurusan musik,” cerita Yashinta.

Nggak berbeda dengan Yashinta, Nesa juga berasal dari keluarga musisi. Bahkan lebih detailnya lagi, keluarganya memang senang dengan musik jazz. Sampai akhirnya, ketika SMA Nesa coba-coba menyanyi hingga akhirnya dibayar secara profesional.

“Kalau gue memang dari kecil disuruh les sama nyokap karena sepupu-sepupu gue juga les musik. Dari kecil memang suka explore alat-alat musik. Yah, bisa dibilang perjalanan gue cukup panjang sampai akhirnya menemukan genre yang cocok sesuai dengan minat seperti sekarang ini,” jelas Nanin.

Just be yourself, jangan bikin karya supaya ada yang dengar saja tapi nggak menjadi diri lo sendiri!

Selain sama-sama memiliki background beririsan dengan musik, masing-masing pun punya kisah pahit dan manisnya saat merintis menjadi musisi. Mulai dari nggak dibayar, main musik dibayar dengan nasi goreng, dibayar hanya sejumlah Rp 50.000, hingga manggung di tempat yang nun jauh dan pulangnya harus nebeng sama performer lain serta pengalaman-pengalaman ajaib lainnya.

“Yah, begitulah seperti orang tua zaman dulu bilang kan. Kalau mau mencapai sesuatu yang bagus, jalannya nggak akan mudah. Kami menikmati semua proses itu,” kenang Nesa lagi.

 

Nggak Mengejar Penghargaan

Tahun 2018 merupakan tahun yang berkesan bagi NonaRia ketika Anugerah Musik Indonesia memberikan penghargaan ‘Artis Jazz Vokal Terbaik’ untuk lagu ‘Antri Yuk’. Dalam ajang yang sama, NonaRia mendapatkan dua nominasi di kategori ‘Pendatang Baru’ dan ‘Karya Produksi Alternatif’ untuk lagu ‘Santai’.

“Buat kami, penghargaan adalah bonus karena kami memang nggak mengejar penghargaan. Kami nggak pernah menganggap karya kami sebagai medium untuk berkompetisi. Alasan kami terus berkarya, ya karena feedback-nya baik apalagi untuk musik side mainstream seperti ini,” terang Nanin.

Mungkin terdengar klise, tetapi didengar penonton menikmati apa yang disuguhkan oleh NonaRia adalah sebuah penghargaan bagi mereka bertiga. “Dalam bermusik itu harus jujur. Kalau nggak jujur, pesan yang mau ingin disampaikan akan gagal tersampaikan ke pendengar,” ungkap Yashinta.

Sebelum menutup percakapan, ketiganya sempat menghaturkan harapan untuk berkolaborasi dengan musisi senior seperti Bob Tutupoly ataupun Titiek Puspa. Jadi nggak hanya kolaborasi dengan musisi era sekarang saja. Kolaborasi dengan duo legend ini akan menjadi pencapaian yang wow bagi mereka.

Kolaborasi bagi NonaRia bukan hanya terbatas pada proyek untuk ‘lebih dikenal’ melainkan sebagai medium untuk berbagi energi, varian, dan juga ‘musik’ baru. Pastinya dengan kolaborasi NonaRia juga bisa memperluas networking dengan sesama musisi dan memperluas pendengar. Oke deh NonaRia, tetap sebarkan keceriaan ya! Buat lo yang penasaran dengan aktivitas serta lagu-lagu baru mereka nantinya, bisa langsung follow mereka di akun Instagram @nonariamusic!

 

Comments
Noviyanti
Keren banget
Fitra Abimanyu
Semangat berkarya