Trending
Selasa, 16 Oktober 2018

Kisah Film "Bayang" yang Tampil di Kyoto International Film Festival

  • Share
  • fb-share
Kisah Film "Bayang" yang Tampil di Kyoto International Film Festival

Urbaners, Kyoto International Film Festival 2018 kembali digelar. Hebatnya, ajang tahunan yang diselenggarakan oleh Yoshimoto Creative Agency di Jepang ini memasukkan salah satu film kebanggaan Indonesia berjudul Bayang ke dalam deretan film yang bakal diputar di KIFF 2018 tersebut. Dibintangi oleh Novinta Dhini, mantan personel grup musik JKT48, film Bayang jadi satu-satunya film Indonesia yang mendapat undangan khusus dari Kyoto International Film Festival.

 

Menceritakan kehidupan seorang wanita bernama Emma

Dalam film besutan sutradara Alfrits John Roberts ini lo bisa menyaksikan akting apik dari seorang Novinta Dhini yang memerankan tokoh Emma. Di mana dalam film Bayang, Emma diceritakan sebagai sosok perempuan mandiri yang terobsesi pada musik. Meski dibesarkan hanya dengan Ibunya, Emma sukses mendapat pekerjaan di Jepang. Tentu saja, film ini akan membawa emosi para penonton untuk ikut merasakan apa yang dirasakan oleh Emma.

 

Dibuat dengan dana dan kru terbatas

Dibuat dengan dana dan kru terbatas

Sukses menembus Kyoto International Film Festival, ternyata Film Bayang hanya menelan biaya produksi sebesar Rp400 juta. Jumlah ini tentu jauh lebih sedikit dibandingkan dengan film-film Indonesia lain yang berhasil tayang di ajang festival film dunia. Selain itu, Bayang juga digarap dengan jumlah kru yang terbatas, Urbaners. Nggak perlu khawatir, dua keterbatasan tadi nggak mengurangi kualitas film Bayang untuk bersanding dengan film-film dari negara lainnya.

 

Bersaing dengan film Tajuro Jun Aiki dan Cao Cao and Yang Xiu

Bersaing dengan film Tajuro Jun Aiki dan Cao Cao and Yang Xiu

Di Kyoto International Film Festival film Bayang juga bakal bersaing dengan film-film lain, seperti Tajuro Jun Aiki yang bergenre drama dengan latar kota Edo di Jepang dengan adegan pertarungan menggunakan pedang atau yang juga dikenal dengan istilah chanbara. Nggak cuma itu, lo juga bisa nonton film Cao Cao and Yang Xiu besutan sutradara Tiongkok, Junjie Teng. Film Cao Cao and Yang Xiu juga menghadirkan pertempuran antara tiga kerajaan dari negara Wei, Shu, dan Wu.

 

Sebagai masyarakat Indonesia pastinya lo harus bangga dengan prestasi yang berhasil diraih oleh film Bayang. Pasalnya, nggak semua film garapan sutradara dalam negeri bisa diundang dan ditayangkan dalam festival film kelas dunia. Gimana menurut pendapat lo, Urbaners?

 

 

 

Source: goodnewsfromindonesia.id

Comments
Agus
Di Kyoto International Film Festival film Bayang juga bakal bersaing dengan film-film lain, seperti Tajuro Jun Aiki yang bergenre drama dengan latar kota Edo di Jepang dengan adegan pertarungan menggunakan pedang atau yang juga dikenal dengan istilah chanbara. Nggak cuma itu, lo juga bisa nonton film Cao Cao and Yang Xiu besutan sutradara Tiongkok, Junjie Teng. Film Cao Cao and Yang Xiu juga menghadirkan pertempuran antara tiga kerajaan dari negara Wei, Shu, dan Wu.
Epul Saepuloh
Thanks artikelnya