Trending
Rabu, 05 Juni 2019

Raditya Rondi, Surfer Pro yang Tak Lelah Berburu Ombak

  • Share
  • fb-share
Raditya Rondi, Surfer Pro yang Tak Lelah Berburu Ombak

Menyukai surfing sejak kecil, Made Raditya Rondi yang terbiasa bermain dengan ombak Pantai Kuta kini telah mengukir berbagai prestasi di kancah nasional maupun internasional. Hampir setiap tahun, nama Raditya Rondi tercatat sebagai pemenang dari kejuaraan surfing Asia. ia juga tak pernah lelah untuk berburu ombak-ombak yang baru ditemuinya untuk memacu adrenalin bersama papan surf. Yuk, simak cerita lengkapnya, Urbaners!

 

Menyukai Surfing Sejak Usia 9 Tahun

Menyukai Surfing Sejak Usia 9 Tahun

Kehidupan yang dekat dengan pantai menjadikan masa kecil Made Raditya Rondi akrab dengan olahraga surfing. Sejak usia 9 tahun, Raditya mulai mengenal olahraga surfing dari beberapa anggota keluarga yang memang menggeluti olahraga ini, yaitu paman dan kakak sepupunya. Sang paman yang mengajari Raditya Rondi surfing untuk pertama kali juga merupakan seorang surfer legendaris di Bali. Tak heran ia begitu mudah jatuh cinta pada surfing, karena olahraga ini cukup dekat dengan kehidupan sehari-harinya.

“Dari pertama belajar langsung suka surfing, dan mungkin karena dekat dengan pantai, jadinya kalau pulang sekolah dulu pasti ke pantai, main surfing,” kenangnya. Baginya, pantai sudah menjadi seperti taman bermain karena saking dekatnya dengan kehidupan sehari-hari.

Sebagai orang yang mendalami olahraga yang cukup menantang, cedera sudah menjadi hal yang biasa bagi Raditya Rondi. Bahkan, cedera juga menjadi ketakutan terbesarnya karena cedera bisa saja menghalangi karir jangka panjangnya. Namun, hal ini tidak menyurutkan niat Rondi untuk terus berlatih surfing hingga mencetak prestasi di kancah nasional maupun internasional.  Berkat surfing, ia mengaku bersyukur karena memiliki kesempatan berkeliling ke beberapa negara di dunia untuk mengikuti berbagai kompetisi internasional.

Menyukai Surfing Sejak Usia 9 TahunSurfer yang terkenal dengan manuver “air” ini pertama kali mengikuti kompetisi ketika usianya masih 13 tahun. Kompetisi surfing pertamanya adalah perlombaan lokal yang diadakan di Pulau Serangan, Bali. Pada waktu itu, ia mengaku masih takut bermain dengan ombak. Berkat dukungan sang paman, ia akhirnya mengikuti kompetisi tersebut.

Kini, Raditya Rondi menjelma surfer profesional yang kerap membawa nama baik Indonesia di kancah internasional. Beberapa prestasi yang pernah diraih Made sejauh ini antara lain memenangkan kejuaraan surfing Asia pada tahun 2011, 2012, 2013, dan 2015. Salah satu prestasi terbesar baginya adalah ketika menjuarai kompetisi Surfing Nasional pada tahun 2012.

Meski telah bertemu dengan berbagai jenis ombak di pantai-pantai negara lain, Pantai Kuta yang dekat dengan tempat tinggalnya tetap menjadi lokasi surfing favorit untuk Raditya Rondi. Menurutnya, Pantai Kuta punya ombak yang bagus dan menantang, juga nggak membosankan, Urbaners!

Selain Pantai Kuta, ia juga punya rekomendasi pantai lainnya nih, Urbaners! Buat lo yang juga suka surfing, lo bisa mencoba tantangan ombak keren di Pantai Mentawai dan Pantai Padang Padang. Kedua pantai ini memiliki ombak yang bagus dan besar, sehingga cocok untuk memacu adrenalin, serta mengasah kemampuan surfing secara bertahap.

 

Berburu Ombak Ke Pantai-Pantai “Perawan”

Berburu Ombak Ke Pantai-Pantai “Perawan”

Sebagai penikmat ombak, Raditya Rondi juga suka berburu ombak-ombak besar dan bagus di pantai-pantai yang belum terjamah banyak surfer. “Soalnya kita bisa lebih banyak dapat ombaknya, lebih nyantai dan nggak tegang rebutan dengan surfer lain,” ungkapnya.

Salah satu pengalaman paling berkesan baginya adalah ketika menjajal sebuah pantai di kawasan Pacitan, Jawa Timur. “Pada waktu itu sekitar tahun 2009. Saya tidak tahu tepatnya nama pantainya. Namun, pantainya sangat sepi. Saya hanya sama teman saya, 3 orang saja yang main di sana. Kalau sekarang, sudah banyak surfer karena sudah banyak yang tahu.”

Meski begitu, ia tetap ingin kembali ke pantai itu untuk menaklukkan ombak-ombak besar yang memacu adrenalin. Selain itu, kawasan pantai di Pacitan juga masih belum terlalu ramai jika dibandingkan dengan pantai-pantai di Bali, sehingga masih bisa lebih leluasa untuk bermain surfing.

“Indonesia punya banyak sekali pantai dengan ombak-ombak bagus untuk surfing. Bahkan, banyak surfer pro internasional yang datang ke sini untuk berlatih dan menaklukkan ombak. Karena itu, menurut saya sayang banget kalau orang Indonesia sendiri nggak mencoba asyiknya surfing,” kata cowok yang telah memiliki sekolah surfing sendiri ini.

Ke depannya, Made berharap Indonesia bisa mengadakan lebih banyak kompetisi surfing, baik di skala nasional maupun internasional. Selain untuk memajukan olahraga surfing, tentunya juga agar kompetisi-kompetisi itu bisa ia menangkan!

Berburu Ombak Ke Pantai-Pantai “Perawan”

Bagi Urbaners yang pengen belajar surfing, Raditya Rondi juga punya beberapa tips nih buat lo!

Tips pertama, tentunya lo harus bisa berenang dengan baik sebelum belajar surfing. Selain itu, jangan coba-coba untuk belajar surfing secara otodidak, apalagi di pantai. Lo harus selalu didampingi oleh instruktur berpengalaman ketika belajar surfing pertama kali. Hal ini penting banget Urbaners, karena surfing adalah olahraga ekstrem yang punya risiko bahaya cukup tinggi. Ombak-ombak yang besar di pantai punya kekuatan yang nggak main-main. Lo membutuhkan teknik yang benar untuk menaklukkan ombak-ombak itu dengan aman.

Gimana Urbaners? Tertarik buat menjajal keseruan main surfing yang menantang?

Comments
Epul Saepuloh
Berburu ombak
Epul Saepuloh
Berburu ombak