Trending
Kamis, 11 April 2019

Stars and Rabbit, Proses Kreatif Membesarkan Genre 'Imaginary Pop'

  • Share
  • fb-share
Stars and Rabbit, Proses Kreatif Membesarkan Genre 'Imaginary Pop'

Urbaners, pasti lo sudah pernah denger kan tentang Stars and Rabbit? Berasal dari Yogyakarta, duo musisi Indonesia ini terdiri dari singer-songwriter Elda Suryani dan arranger Adi Widodo. Lagu-lagu seperti Man Upon the Hill dan Cry Little Heart pasti sudah familiar banget buat lo semua, atau bahkan masuk dalam playlist favorit Urbaners?

Lantunan musik pop dan folk-nya membuat media seperti Rolling Stone, The Revue, Jakarta Beat sampe Nylon, memuji musik Stars and Rabbit. Pujian-pujian mengenai musik mereka yang ‘unik’, ‘world-class’ ‘unexpected’, ‘gelap dan brilian’, dan ‘imajinatif’ menjadi alasan kenapa Urbaners harus tau lebih banyak tentang duo keren ini. Yuk, simak kisah Stars and Rabbit lebih jauh!

 

Stars & Rabbit Membentuk Musik lewat Kehidupan dan Persahabatan

Awal terbentuknya Stars and Rabbit sebagai band bermula di tahun 2011. Tapi, sebetulnya mereka sudah berteman sejak lama. “Setelah lost contact for a long time, dia [Elda] pas tahun 2011 ngehubungin aku dan bilang ‘Bro, ayo bikin band.. Beruntung sih aku simpen nomor handphone lamaku” ujar Adi ketika diwawancara.

The feeling is mutual, “Nama Adi muncul di kepala aku pas aku mikir, ‘aku udah siap bikin musik sih, asli’. Siapa yang ngira dia juga bakalan kepikiran soal aku [...] So here we are!” kata Elda.

Pengaruh musik Stars and Rabbit pun juga nggak standar seperti orang kebanyakan. Mereka terinspirasi dari musik-musik yang mereka dengarkan sedari dulu dan mereka mengakui, pengaruh musik nggak pernah bersifat konstan. Untuk musik tersendiri, pengaruh akan selalu berubah, apalagi untuk Elda. Sedangkan Adi menyatakan bahwa ia banyak terinspirasi oleh “The universe, my family, my own story, and all 90s music.

 

Writer’s Block dan Kejelian Menangkap Momen dalam Karya

Writer’s Block dan Kejelian Menangkap Momen dalam Karya

Proses bermusik Stars and Rabbit nggak bisa dibilang gampang. Elda mengakui bahwa writer’s block pun terkadang menghantuinya. “Personally, tentu aku pernah mengalami yang namanya writer’s block. Aku juga terkadang kesulitan untuk menuangkan perasaan atau imajinasi yang sedang aku bayangkan untuk sebuah lagu,” ujar Elda. Sedangkan menurut Adi, kemalasan juga jadi masalah utama dalam membuat lagu. Kemalasan itu bisa diartikan juga sebagai rasa bimbang untuk meninggalkan comfort zone mereka.

“Aku selalu ngelatih diri aku sendiri untuk selaras dengan setiap momen yang ada, dan selalu niat dalam pelatihan musik” kata Elda, “Kami cukup sadar bahwa dengan tuning in to the same frequency akan membantu proses-proses yang ada.”

Frekuensi yang dimaksud adalah getaran energi dan semangat mereka. “Ya, kita harus menyatukan pikiran kita biar selaras. Memang kesannya mudah, tapi hal ini cukup menantang karena terkadang kita berdua memiliki pemikiran yang jauh berbeda.” tutur Adi.

 

Genre ‘Imaginary Pop’ dan Arti Sebenarnya

Writer’s Block dan Kejelian Menangkap Momen dalam Karya

Musik Stars and Rabbit bisa dibilang eksperimental, bahkan kadang-kadang terdengar out of the box bagi beberapa orang. Salah satu istilah genre yang banyak dipakai media dalam mendeskripsikan musik Stars and Rabbit adalah ‘imaginary pop’. Tapi, buat Elda dan Adi, genre musik Stars and Rabbit bukan ditentukan berdasarkan jenis musik, tapi lebih kepada perasaan atau energi yang ditimbulkan.

“Aku selalu tanya orang, apa yang mereka rasakan setelah mereka dengerin musik atau nonton penampilan musik kita. Menurut jawaban yang ada, menariknya nih, mereka merasa ada sesuatu yang mengubah cara pikir mereka. Seakan-akan mereka mendapatkan imajinasi, inspirasi, dan bisa bermain-main dengan alam pikir mereka,” ucap Elda. Ia menambahkan, pop itu genre yang paling gampang untuk menempatkan semua genre musik yang jarang dikenal orang awam.

Memang benar adanya kalo kebanyakan musik sekarang sangatlah eksperimental, tapi juga bisa tetep catchy dan ringan. Stars and Rabbit akhirnya memutuskan untuk memakai genre tersebut.

 

Positive Energy yang Nggak Terbatas untuk Semua Orang

Positive Energy yang Nggak Terbatas untuk Semua Orang

Perasaan dan energi itu jadi fondasi untuk Stars and Rabbit dalam memainkan musik mereka. Semua performance yang sudah mereka tampilkan adalah bentuk nyata dari kreativitas mereka.

Ditanya tentang harapan tertentu untuk industri musik Indonesia, Stars and Rabbit mengaku nggak punya jawaban konkret. Bagi Adi, apa yang sudah Stars and Rabbit lakukan sampai sekarang adalah bukti nyata bahwa dunia musik membawa kemungkinan yang nggak terbatas. Itu saja sudah cukup untuk membebaskan dirinya. Sedangkan Elda mengaku, “Sebagai musisi, aku akan selalu mencoba untuk bikin lagu bagus yang bakalan membawa positive energy untuk semua pendengar.”

 

Musik yang Sedang Didengarkan sama Stars And Rabbit

Lagu dan musik yang bagus akan selalu menjadi bagian dari kehidupan. Nah, untuk Stars and Rabbit, lagu-lagu yang mereka lagi dengerin sekarang apa sih?

Elda mencoba untuk bereksperimen dengan mendengarkan beberapa musik baru yang luar biasa di seluruh dunia. “Lately, I’ve been enjoying playlists from KEXP. Untuk yang lokal sih, the brilliant Adrian Yunan, the magical Sandrayati dan Danilla. Baru-baru ini aku nemu musiknya Faye Risakotta, she’s very talented.” Kalo Adi, ia lebih sering mendengarkan band-band yang sudah ada seperti Coldplay, Lucius, Sigur Ros, Novo Amor, Fleet Foxes, FSTVLST, Under The Big Bright Yellow Sun, dan masih banyak lagi musisi lainnya.

 

Semoga Stars and Rabbit bisa sukses terus dengan memproduksi karya kreatif buat semua pecinta musik di Indonesia. Lo juga bisa dengerin lagu-lagu asyik mereka di akun Youtube Stars & Rabbit, Urbaners!

Comments
Noni
semangat berkarya
RESPENI RIMA KUMALASARI
Genre ‘Imaginary Pop’ dan Arti Sebenarnya