Inspiring Communities
Senin, 29 Juni 2020

Bangkitkan Minat Baca Bareng Pecandu Buku

  • Share
  • fb-share
Bangkitkan Minat Baca Bareng Pecandu Buku

Di zaman serba digital saat ini, semakin banyak orang yang menghabiskan waktunya untuk berselancar di media sosial hingga berjam-jam. Hal ini secara nggak langsung ikut menggerus minat baca anak-anak muda di Indonesia.  Karena itulah, komunitas Pecandu Buku hadir untuk membangkitkan lagi minat baca anak-anak muda terhadap berbagai buku.

“Nama pecandu buku sengaja diambil, harapannya supaya anak muda bisa candu pada buku, bahkan memiliki rasa ketergantungan untuk terus membaca buku,” kata Dyanti, salah satu pengurus komunitas ini.

Nah, lantas gimana caranya supaya buku bisa menjadi “candu” yang nggak kalah asyik dari media sosial? Simak selengkapnya di sini, Bro!

 

Nggak Hanya untuk “Kutu Buku”

Anggota Pecandu Buku berasal dari lintas usia dan latar belakang pekerjaan

Dulu, mungkin orang yang hobi membaca kerap mendapat julukan kutu buku, dianggap nggak gaul atau nggak keren. Namun, seiring dengan perubahan era, istilah ini mengalami pergeseran. Apalagi setelah terbukti bahwa para pekerja kreatif yang menjadi idola alias panutan anak milenial sekarang justru mendapatkan inspirasi dari bacaan-bacaannya.

Contohnya saja Fiersa Besari, musisi dan penulis buku yang terkenal dengan kutipan-kutipan indah di media sosial. Fiersa Besari adalah salah satu pendiri Komunitas Pecandu Buku, bersama temannya Aulia angesti. “Awalnya ada semacam kegelisahan, kok greget anak-anak muda pada melihat buku seperti nggak maksimal. Bibitnya ada, tapi semangatnya kurang,” terang Dyanti. Tentunya untuk memecut semangat ini diperlukan adanya perubahan metode bagaimana menarik minat orang untuk membaca buku.

 

Memanfaatkan Kekuatan Digital

Untuk menularkan minat baca ke kalangan yang lebih luas, salah satu cara yang paling efektif adalah beradaptasi dengan perubahan platform. “Anak-anak muda kan sekarang hobi bermain di media sosial, makanya gue dan teman-teman Pecandu Buku sering mengadakan aktivitas secara virtual,” cerita Dyanti.

Beberapa kegiatan seru di antaranya adalah membuka lapak baca buku gratis di beberapa kota di Indonesia, melakukan diskusi online, dan mengulas buku secara teratur. Semua orang bisa mengirimkan ulasan buku mereka, di mana ulasan yang terpilih akan ditampilkan di feed Instagram Pecandu Buku, sehingga bisa menginspirasi lebih banyak orang yang tertarik membaca buku tersebut. Bahkan, untuk menjadi anggota resmi dari komunitas ini, salah satu syaratnya adalah dengan mengirimkan ulasan buku yang pernah lo baca, Bro!

Salah satu ulasan dari anggota Pecandu Buku

Aktivitas ini ternyata cukup mengundang antusias anak muda dan pembaca newbie untuk menyelesaikan bacaan dan menuliskan pendapatnya mengenai buku tersebut. Tentunya hal ini sesuai dengan tujuan Pecandu Buku, yaitu memanfaatkan media sosial sebagai wadah menyebarkan aktivitas literasi. Selain untuk menyebarkan minat baca, kegiatan mengulas buku juga sangat penting untuk mengangkat dan mempromosikan karya dari pengarang-pengarang Indonesia, lho.

 

Lebih dari 500 Anggota

Berdiri sejak 18 Juli 2015, Komunitas Pecandu Buku sudah memiliki lebih dari 500 anggota yang tersebar di beberapa kota besar di Indonesia, mulai dari Jakarta, Bandung, Medan, Yogyakarta, sampai Makassar. Anggota Pecandu Buku juga lintas usia, Bro, mulai dari kalangan pelajar sampai yang sudah berkeluarga. Makanya, kalau lo lihat di media sosialnya Pecandu Buku, buku-buku yang diulas pun beragam banget, bisa buku fiksi, non-fiksi, cerita perjalanan, hingga autobiografi dari tokoh-tokoh terkenal.

Anggota Pecandu Buku di Kota Bandung

Kurang lebih sudah hampir lima tahun perjalanan Pecandu Buku meningkatkan minat baca masyarakat Indonesia. Tentunya proses ini bukan tanpa tantangan. Salah satu tantangan terberat menurut Dyanti adalah banyak orang selalu menyepelekan manfaat dari membaca buku. Bagi sebagian orang, membaca buku bukanlah sebuah kebutuhan, melainkan masih dipandang sebagai hobi. Padahal, buku punya banyak fungsi penting, seperti mendapatkan pengetahuan, belajar dari pengalaman orang lain, dan juga sebagai pelepas stres.

“Untuk menangkal tantangan ini, ya kami harus tetap rajin menyebarkan virus membaca, seperti melalui diskusi dan ajakan untuk membuat ulasan. Lewat diskusi, nantinya akan timbul pertanyaan, jawaban, mengeluarkan opini, dan timbul ketertarikan untuk mengulik buku-buku yang lain juga,” imbuh Dyanti lagi.

 

Mulailah Membuka Buku

Beberapa rekomendasi buku bisa lo lihat di feed Instagram Pecandu Buku

Kalau lo merasa bahwa minat baca lo masih rendah, nggak ada tips dan trik rahasia untuk langsung meningkatkannya secara instan. Cara yang terbaik adalah dengan mulai membuka buku. Coba saja lihat feed media sosial Pecandu Buku, lalu baca ulasan yang ada. Dari situ, lo bisa melihat kira-kira buku mana yang membuat lo tertarik untuk membaca lebih jauh.

Langkah sederhana seperti itu sudah menjadi permulaan yang baik. Nggak usah terlalu memaksakan diri untuk membaca buku yang sedang tren, padahal mungkin nggak sesuai dengan ketertarikan pribadi. Memulai sesuatu dari hal yang disukai akan lebih bertahan lama ketimbang sekadar mengikuti tren.

Setiap buku ataupun genre memiliki peminatnya masing-masing. Misalnya nih, kalau lo menyukai buku fiksi sejarah, Dyanti merekomendasikan buku “Rahasia Meede” karangan E.S Ito, “Tetralogi Buru” karangan Pramoedya Ananta Toer dan “Penghancuran Buku dari Masa ke Masa” yang ditulis oleh Fernando Baez.

So, buat lo yang senang baca atau mau mulai membaca, yuk lihat rekomendasi buku dari Pecandu Buku di @pecandubuku! Mumpung lagi WFH, sekarang banyak waktu untuk membangkitkan lagi kecintaan terhadap buku, Bro!

Comments
Fitra Abimanyu
Mari membaca
hendra
Membaca ada kunci