Inspiring People
Senin, 11 Mei 2020

Novendra Priasmoro Bagi Kisah Sukses Jadi Grand Master Catur Dunia

  • Share
  • fb-share
Novendra Priasmoro Bagi Kisah Sukses Jadi Grand Master Catur Dunia

Tahun 2004 menjadi tahun terakhir gelar Grand Master Chess dimiliki Indonesia. Gelar itu disematkan pada Susanto Megaranto. Namun kini Indonesia boleh bangga, karena di turnamen Liberec Open yang berlangsung di Ceko awal tahun ini, gelar Grand Master Chess kembali direbut oleh seorang atlet muda Tanah air bernama Novendra Priasmoro. Asal tahu saja Bro, Grand Master merupakan gelar tertinggi di dunia bagi pemain catur dan berlaku seumur hidup.

Dengan tekad yang kuat dan latihan bertahun-tahun, Novendra mengharumkan nama baik Indonesia di kancah internasional. Gelar ini resmi didapat setelah mencetak 7 kemenangan beruntun dalam turnamen Liberec Open di Ceko, pada 27 Februari 2020 lalu. Dalam turnamen itu, Novendra sukses mengalahkan International Master (IM) Klaudia Kulon dari Polandia.

”Saya sebenarnya menargetkan jadi GM tahun lalu. Tapi tentu tetap bersyukur dan senang sekali karena impian saya dari sejak baru belajar main catur itu ya meraih GM,” ungkap Novendra. Yuk, kenalan lebih jauh dengan Grand Master muda ini!

 

Tertarik Olahraga Catur dari Kecil

Belajar catur sejak kecil, Novendra meraih kesuksesan di usia 20 tahun

Sejak kecil, atlet catur kelahiran 24 November 1999 ini telah menekuni olahraga catur. Tidak heran, ia kerap melihat ayahnya Djoko Istanto, yang merupakan atlet catur bergelar Master Nasional bermain catur. Ketika anak-anak seusianya asyik bermain dengan layang-layang, kelereng atau PlayStation, Novendra lebih tertarik memainkan game strategis ini dengan sang ayah sebagai mentor pertamanya.

“Waktu umur 6 tahun udah bisa main, tapi mulai sekolah di Sekolah Catur Utut Adianto Bekasi, tahun 2007. Waktu itu umur 8 tahun kurang,” kenang pecatur berusia 20 tahun itu. Ketekunan yang dijalani sejak kecil ternyata membawa Novendra pada kesuksesan. Ia rajin mengikuti berbagai kejuaraan nasional maupun internasional, hingga berhasil memenangkan gelar Grand Master yang sudah diimpikan sejak lama.

Dari semua pertandingan yang pernah dilalui, diakui Novendra bahwa pertandingan yang paling mengesankan adalah Bangkok Open 2018. “Bangkok Open 2018 adalah yang paling berkesan buat saya, karena di situ saya bisa mengungguli pemain kelas dunia, juga mengalahkan 4 Grand Masters sekaligus,” ungkapnya.

Novendra Priasmoro di ajang Bangkok Open 2018

Kemenangan di Bangkok Open 2018 menjadi batu loncatan untuk berlomba di Liberec Open. Saat itu, Novendra berhasil mengalahkan pemain kelas dunia asal Armenia, yaitu Hrant Melkumyan. Hrant yang merupakan Grand Master sebelumnya, memiliki Elo rating 2.669, sementara untuk meraih gelar Grand Master dibutuhkan minimal Elo Rating 2.500. Elo rating adalah metode kalkulasi resmi untuk menghitung skill atau kemampuan atlet catur. Dari kemenangan itu, Novendra meyakini bahwa ia sudah memiliki bekal untuk merebut gelar Grand Master. Ia membuktikannya dalam kejuaraan Liberec Open.

 

Perjalanan Memenangkan Gelar Grand Master

Novendra ketika meraih medali emas di ajang POMNAS 2019

Meski meraih kesuksesan di usia muda, bukan berarti langkahnya menuju gelar Grand Master cukup mulus. Novendra Priasmoro juga mengalami banyak tantangan, Bro. Sebelum mendapatkan gelar Grand Master di Liberec Open, Novendra sebelumnya mengincar gelar Grand Master melalui turnamen di kandang sendiri, yaitu melalui ajang Jakarta Open Dwi Tarung International.

Pada saat mengikuti turnamen yang berlangsung pada 12-16 November 2019 tersebut, Elo rating Novendra Priasmoro sudah mencapai 2.495. Hanya dibutuhkan 5 poin saja untuk Novendra meraih gelar Grand Master waktu itu. Apalagi, ia juga memiliki 6 babak yang menjadi peluang cukup besar untuk menuai 5 poin saja.

Namun, 6 babak tersebut ternyata membuahkan hasil yang di luar dugaan. Dengan hasil pertandingan 3 kemenangan dan 3 kekalahan, Elo rating Novendra justru turun menjadi 2.493. Pantang menyerah, Novendra kembali mencoba peruntungan di Praha Open, tapi ajang tersebut malah semakin menurunkan Elo rating-nya menjadi 2.489.

Kekalahan demi kekalahan tersebut nggak membuatnya kecil hati. Dengan tekad yang kuat dan dukungan dari sang ayah, Novendra terus maju perlahan tapi pasti, hingga akhirnya ia dapat merebut gelar Grand Master dengan mengumpulkan 8,5 poin dalam 9 babak.

Novendra Priasmoro di ajang Liberec Open

Menurut Novendra, kunci utama dalam memenangkan pertandingan catur adalah fokus. Selain itu, dibutuhkan juga beberapa latihan psikologi khusus bagi pecatur profesional untuk dapat menguasai pertandingan. Persiapan fisik juga dibutuhkan untuk menjaga kondisi agar tetap fit dan fokus tetap terjaga.

Mendapatkan gelar Grand Master di Liberec Open juga nggak lantas membuat Novendra Priasmoro berpuas diri. Selanjutnya, ia menargetkan untuk meraih gelar Super Grand Master yang mengharuskannya untuk mengumpulkan Elo Rating sebanyak 2.700.

Untuk mengejar target tersebut, Novendra semakin serius berlatih. Selain berlatih dengan pelatih, salah satu pola latihan yang diterapkan Novendra adalah bermain di lapak sekitar Cawang-Bekasi yang sering dikunjunginya bersama sang ayah. Di sekitar kawasan ini, biasanya lapak catur dapat ditemukan di warung kopi, klub catur, atau pertandingan kejuaraan catur tak resmi.

Dari pertandingan kasual ini, Novendra mengumpulkan pengalaman untuk menambah variasi dalam bermain catur. Kebanyakan pecatur bermain tanpa menggunakan teori, melainkan dengan ilmu alam dan pengalaman berpuluh-puluh tahun. Sehingga, ia pun bisa melatih trik dan strategi baru untuk kejuaraan mendatang.

Jadi, buat lo yang juga tertarik dengan olahraga catur, bisa banget meniru cara latihan Novendra ini, Bro! Kunci utamanya adalah fokus dan rajin latihan. Lo juga bisa intip perjalanan Grand Master terbaru Indonesia di IG @novendra.99!

Comments
Epul Saepuloh
Thanks artikelnya
PUJI RAHAYU kopkar
keren banget