Inspiring People
Jumat, 31 Maret 2023

Putra Permana (Enau), Beda Gaya Musik tapi Tetap Sarat Makna

  • Share
  • fb-share
Putra Permana (Enau), Beda Gaya Musik tapi Tetap Sarat Makna

Buat lo yang sering dengerin lagunya Eńau, pernah ngerasa kalau suaranya mirip sama suara penyanyi lain, nggak? Nah nggak usah heran, soalnya Putra Lesmana alias Eńau ternyata memang adik kandung dari vokalis Fourtwnty, Ari Lesmana, Bro. 

Sering dibandingin dengan abangnya, Eńau justru santai aja dan mengambil sisi positif, “Secara, gue dengan Bang Ari emang saudara kandung yang kebetulan juga punya suara mirip ya udah sekalian aja pansos.”

Tapi Eńau nambahin, pansos yang dia maksud itu in a good way, ya. Kalau pada akhirnya orang-orang jadi tau dengan musik Eńau dan sadar kalau Eńau punya ciri khasnya sendiri, ya justru bagus kan?

Memang Terinspirasi dari Abang

“Gue memang sedikit banyak terinspirasi abang gue, semenjak ngeliat dia ngisi acara pensi di sekolah gue,” begitu pengakuan Eńau. Momen itu pun terjadi pas tahun 1998.

Nah, keinginan Eńau buat serius di dunia musik kemudian dimulai tahun 1999. Tapi, ya namanya hidup ada pasang surut. Pernah sempat bikin band juga terus ditipu. Macem-macem lah! 

Sampai akhirnya di 2018 Putra Permana menyambangi rumah abangnya dengan membawa konsep Eńau. “Gue ngobrol lah dengan Bang Ari, dan minta diarahin mengenai proyek Eńau ini,” tambahnya. 

Single pertama “Keringatku” dan “Negara Lucu”, dibuat Eńau bareng Ari Lesmana yang juga menjadi produser. Lagu-lagu selanjutnya kemudian dibuat Eńau bareng sahabat-sahabatnya. Tapi sampai saat ini, Ari Lesmana masih kok ngasih masukan dan memantau perkembangan musik yang digarap oleh Eńau.

Baca juga:

 

Makna di Balik Nama Eńau

Keterlibatan Ari Lesmana dalam musik Eńau memang cukup signifikan. Bahkan nih, konsep Eńau sendiri memang hasil diskusi bareng. Bagaimana membawa nuansa musik yang berbeda dari yang udah ada.

Secara musisi juga semakin banyak, ciri khas itu perlu. Sekarang ini kan udah banyak lagu-lagu pop cinta, yang masih jarang itu lagu-lagu kritik sosial. Nah, itulah yang pada akhirnya coba dibawakan oleh Eńau. 

Lo ngerasa enggak sih, lagu-lagu Eńau ngingetin dengan lirik-liriknya Iwan Fals yang to the point tapi super deep. Misalnya seperti lagu “Keranjang”:

Niat hati sampai KUA

Ekspektasi tua bersama

Mau berumah tangga

Dompet tipis bukan kendala

Atau lagu “Ijazah”:

Kata orang minimal harus S1

Lagi lagi tak setuju

Pola pikir manusia di masa lalu

Mengekang dan banyak mau

Tuntutan dari calon mertua

Pas gue menyampaikan itu, Eńau sendiri mengaku itu enggak dia lakukan dengan sengaja. Malahan enggak ada inspirasi khusus. 

Pilihan diksi-diksinya adalah hasil obrolan dengan teman-teman tongkrongan. Apa yang dilihat dan dirasakan di sekitar, terutama pengalaman hidup semasa kecil. Itu juga lah yang menjadi penjelasan, Eńau akhirnya menjadi pilihan sebagai nama panggung. 

Nah, nama Eńau ini sebenarnya nama komplek tempat tinggal Putra Lesmana dan keluarga pas kecil. Di rumah masa kecil tersebut ada banyak pengalaman dan perjuangan hidup yang menjadi warna dalam kehidupannya. Membentuk pribadinya menjadi sosok yang seperti sekarang, mengajarinya jatuh-bangun, termasuk kecintaan akan musik. 

“Orang tua gue suka banget musik, mereka suka dengerin lagu-lagu Pance Pondaag, Broery Marantika, Dewi Yull, terus ada juga dari musisi Sumatera Barat Zalmon, sama Ucok Sumbara.” kenang Eńau.

Buatnya musik adalah cara untuk bersenang-senang. Tapi, bukan berarti cukup senang-senang aja. Semua lagu yang dibawakannya selalu ada pesan. Nah, itu biasanya berangkat dari apa yang ditemukan sehari-hari. Seperti lagu “Ijazah” yang merupakan pengalaman sahabatnya sendiri.

Jadi ceritanya nih, sahabatnya Eńau belum lulus kuliah dan calon mertua si sahabat terus nanyain kapan lulus. Seolah-olah kesuksesan seseorang itu dinilai dari selembar ijazah aja. “Menurut gue, pada akhirnya semua manusia harus bekerja keras dan itu semua enggak cuma bergantung sama selembar ijazah,” tegas Eńau.

Adaptasi, Konsistensi, dan Punya Ciri

Terjun ke dunia musik dari tahun 1999, menjalani jatuh bangun meniti karier di dunia musik, setelah udah mulai on going, eh tiba-tiba ada pandemi. Akhirnya harus mulai lagi dari awal. Itulah yang dirasakan Eńau. 

Buat Eńau nih, perjalanan dan perjuangan adalah suatu hal yang memang harus dia jalani. Berkarier di dunia hiburan, menurut Eńau ternyata cukup menantang. Enggak cuma semakin banyaknya kemunculan pendatang baru, tetapi juga situasi-situasi yang enggak terduga seperti pandemi dan perubahan zaman jadi tantangan tersendiri, loh.

Eńau mengakui kalau era digital sekarang udah membawa perubahan yang cukup besar untuk industri kreatif.

“Udah makin banyak platform di mana kita sebagai musisi bisa mempromosikan lagu, bikin live session, ada podcast juga, hal-hal kreatif lain yang enggak melulu soal musik. Ini menarik sih buat gue, setiap zaman kan ada masanya ya. Kita memang harus beradaptasi supaya tetap bisa bertahan,” begitu penuturan Eńau. 

Eńau enggak memungkiri kalau era digital memberikan arah yang lebih cair dan fleksibel. Tapi buat laki-laki berambut gondrong ini nih, tetap enggak ada yang bisa menggantikan sensasi pas manggung dan ketemu langsung dengan audiens.

“Pastinya bedalah interaksi digital dengan ketemu langsung, dengar teriakan penonton,” ujar musisi yang punya harapan bisa berkolaborasi dengan Iwan Fals ini. 

Sebelum menutup obrolan, Eńau sempat memberikan tips buat lo yang tertarik terjun ke dunia musik atau apa pun itu. Jangan pernah takut menerima masukan dan jangan pernah drop kalau mendapatkan masukan yang menjatuhkan.

Terus berkarya, konsisten, dan jangan setengah-setengah. “Selalu percaya dengan apa yang dikerjakan, gas terus, harus sayang dengan karya lo dan diri lo sendiri,” pungkas Eńau mantap. Gimana, apa lo merasa tertantang untuk menyelesaikan proyek yang selama ini tertunda karena enggak pedean atau terlalu mendengarkan omongan orang lain?

Buat lo yang mau nonton langsung gigs-nya, setelah Lebaran sampai September mendatang Eńau bakal manggung ke beberapa kota di Indonesia. Enggak tanggung-tanggung, 8-10 gigs per bulan bakal dilakoninya, loh! Jangan sampai ketinggalan, pantengin terus informasinya di instagram @aku.enau ya! 

Selain gigs, Eńau juga punya rencana untuk meluncurkan mini album kedua bertajuk “Sumber Rezeki”, terus ada juga planning kolaborasi dengan Ari Lesmana yang direncanakan akan rilis di Juni tahun ini. Wah semoga ya!

Itu tadi obrolan inspiratif gue dengan Eńau. Simak terus MLDSPOT untuk mendapatkan cerita-cerita seru lain dari local greatness lainnya.

Bukan cuma itu, lo juga bisa dapetin rewards keren dengan jadi member dan ngumpulin MLDPOINTS lewat website MLDSPOT. Nah, baca terus MLDSPOT untuk mendapatkan info-info ter-update!

Comments
Indra Desanri
lanjutkan bro
Ardi Widisetiawan
Menyala abangku