Trending

Kurangi Sampah Plastik, Ini Gelas Kemasan Ramah Lingkungan dari Kaia

Urbaners, nyadar nggak sih kalau penggunaan gelas plastik kita sehari-hari udah mencapai angka yang mengkhawatirkan? Mulai dari beli kopi susu, jus buah, sampai favorit, semuanya mengandalkan gelas plastik yang susah terurai. Akibatnya, sampah plastik yang berjibun ini bisa mencemari lingkungan dan laut lho, Urbaners!

Berdasarkan riset kecil-kecilan yang dilakukan oleh 4 mahasiswi ITB, per harinya, coffee shop kecil di area Bandung menghabiskan kira-kira 50-100 sedotan. Sedangkan restoran berskala medium biasanya menghabiskan 300 sedotan. Ini baru sampah berupa sedotan plastik, belum termasuk plastik bungkus sedotan, cups dan kantong plastik yang digunakan saat lo takeaway! Bisa bayangin kan seberapa banyak sampah plastik yang muncul dari aktivitas yang sangat basic?

Sadar akan hal ini, 4 mahasiswi tersebut mulai take action untuk mengubah gaya hidup masyarakat dan menciptakan Kaia, produk kemasan yang eco-friendly.

Dimulai dari Kesadaran Gaya Hidup Diri Sendiri

Dimulai dari Kesadaran Gaya Hidup Diri Sendiri

Menjamurnya cafe unik di Bandung yang nyaman untuk nongkrong ataupun mengerjakan tugas tentu menarik perhatian banyak orang, terutama para anak kuliah. Alhasil, Nadine, Dian, Kamilia, dan Faya pun sering nongkrong di cafe saat ingin mengerjakan tugas.

Suatu hari saat nongkrong, mahasiswi School of Business and Management ITB ini tersadar bahwa setiap harinya mereka sering banget menggunakan cups dan sedotan plastik. Padahal, meski hanya digunakan sebentar, sampah ini bisa bertahan di bumi hingga ratusan tahun dan malah menjadi salah satu penyebab kematian jutaan hewan di laut per tahunnya!

Setelah melakukan riset dan tahu bahwa keadaan polusi plastik di dunia sudah gawat dan Indonesia merupakan negara penghasil sampah plastik terbanyak nomor 2 di dunia, mereka pun semakin merasakan urgency untuk menjalankan project Kaia.

PLA Sebagai Pengganti Plastik

PLA Sebagai Pengganti Plastik

"Kita nggak bisa memaksa orang untuk nggak memakai sedotan ataupun membawa sedotan stainless sendiri. Makanya, cafe dan restoran punya peran penting dalam mengurangi jumlah sampah plastik," jelas Nadine saat mengungkapkan alasan Kaia mengincar cafe dan restoran sebagai target market-nya.

Meski banyak yang sadar akan masalah plastik, cafe dan restoran yang dikunjungi mengaku nggak bisa menyediakan sedotan stainless bagi pengunjung. Alasannya, selain harga yang lebih pricey dibandingkan plastik, kemungkinan sedotan itu hilang sangatlah tinggi. Concern akan masalah kebersihan dan penambahan tenaga kerja untuk mencuci sedotan juga menjadi faktor penting dalam hal ini.

Mengetahui preferensi market akan barang disposable, Kaia pun mencari alternatif pengganti sedotan dan cups plastik. Setelah mempertimbangkan berbagai alternatif seperti bahan kertas, rumput laut ataupun jelly, Kaia pun menemukan bahan PLA (Polyactic Acid) yang sangat mirip dengan plastik namun biodegradable dan compostable. Kalau lo pegang, bakalan sulit percaya deh kalau sedotan dan cups PLA Kaia itu bukan berbahan dasar plastik!

Terbuat dari bahan dasar pati jagung, PLA yang Kaia gunakan sangatlah aman untuk lingkungan dan dapat terurai setelah dikompos selama 3-6 bulan. PLA juga bisa meleleh jika terkena air panas bersuhu diatas 41 derajat Celcius. Saat terdegradasi, PLA akan berubah menjadi air atau karbondioksida.

Lo nggak perlu khawatir karena produk Kaia sudah tersertifikasi keamanannya. Bukan hanya aman dipakai, proses pembuatan produk PLA juga lebih eco-friendly karena tidak mengeluarkan asap dengan bahan yang mengandung polutan!

Kerja Sama dengan Cafe dan Restoran

Kerja Sama dengan Cafe dan Restoran

Sepak terjang Kaia mengajak cafe dan restoran untuk bekerjasama peduli lingkungan bukanlah hal yang mudah. Bahkan awalnya, dari 300-an cafe di Bandung yang mereka datangi untuk berkolaborasi, hanya 10 yang memberi respon. Upaya Kaia untuk mendekati coffee shop dan restoran besar pun sangatlah sulit karena biasanya mereka sudah memiliki regulasi yang ketat soal kemasan makanan dan minuman yang digunakan.

Mereka pun mengubah strategi dan mencoba membangun awareness dari media sosial akan produk Kaia. Setelah terus menjalankan kampanye peduli lingkungan serta memperkenalkan produknya, usaha mereka mulai membuahkan hasil. Beberapa direct message mulai berdatangan, menyatakan ketertarikan untuk menggunakan gelas ataupun sedotan Kaia yang ramah lingkungan.

Kini, sudah ada kira-kira 20 klien di bidang F&B yang bekerjasama dengan Kaia. Beberapa diantaranya adalah nama-nama yang pasti familiar buat lo, seperti Filosofi Kopi, Pigeonhole Coffee, Selatan Jakarta, Grand Hyatt Hotel dan juga Stuja Coffee milik Ayudia Bing Slamet dan Ditto.

Oiya, kerjasama antara Kaia dengan kliennya itu bukan hanya sebagai supplier sedotan dan cups yang sustainable saja, lho! Kaia juga akan mengedukasi klien mengenai cara mengelola dan melakukan kompos limbah PLA. Dengan begitu, industri F&B pelan-pelan bisa mengolah sendiri limbah ini agar nggak menambah tumpukan sampah yang mencemari lingkungan.

What’s the Next Step?

What’s the Next Step?

Berhasil menggaet beberapa klien untuk menggunakan produk sustainable milik mereka, Kaia nggak langsung berpuas hati. Sebagai brand pelopor produk PLA pertama di Jakarta dan Bandung, Kaia memiliki mimpi besar yang perlu diwujudkan, yaitu mengubah lifestyle dan menjadikan Indonesia salah satu negara yang melarang penggunaan plastik.

Tentunya, untuk mewujudkan mimpi tersebut, dibutuhkan kesadaran masyarakat akan bahaya polusi plastik dan dukungan dari para pemain di bidang F&B untuk mengubah produk disposable yang digunakan. Sambil bergerak memenuhi visinya, Kaia akan terus mengajak kerjasama dan meyakinkan cafe juga restoran untuk menambah value-nya dengan menggunakan produk eco-friendly. Selain itu, Kaia juga akan terus berinovasi untuk menambah varian produk lain yang lebih ramah lingkungan. Kaia juga berencana untuk menambah target market-nya ke hotel-hotel di Indonesia, karena mereka sudah lebih aware akan masalah lingkungan.

Selain memberi edukasi mengelola waste PLA kepada masyarakat dan klien, Kaia berencana untuk beroperasi sebagai waste management dan menampung waste PLA dari kliennya lalu mengelolanya hingga terdegradasi. Saat ini, Kaia sedang meminta dukungan Kementerian Lingkungan Hidup untuk produk dan movement yang ingin dijalankan. Sejauh ini, pihak Kementerian pun memberi respon positif dan bahkan meminta sampel agar produk Kaia bisa digunakan di kantornya.

“Kemarin kami dapat tawaran untuk kerjasama dari WWF saat bertemu di suatu acara. Mungkin saat nanti bekerjasama, kami akan ikutan campaign #BeliyangBaik karena produk Kaia sendiri juga baik untuk lingkungan”, ujar Dian, CEO Kaia.

Mewujudkan Indonesia yang bebas dari polusi plastik itu memang nggak mudah, Urbaners. Kaia sebagai salah satu brand environmentalist juga butuh dukungan lo untuk menyukseskan gerakan ini sama-sama. Bukan hanya dengan menggunakan produknya, Kaia berharap lo bisa mulai dari kebiasaan diri sendiri untuk mengurangi penggunaan plastik, seperti membawa botol minum dan tote bag saat berbelanja.

Kalau lo mau tau lebih banyak tentang campaign yang dilakukan Kaia dan info soal PLA, lo bisa langsung pantengin akun Instagramnya @kaia.eco. Lo juga bisa langsung hubungin Kaia kalau mau pakai produk Kaia di coffee shop milik lo. Tapi, kalau mau beli untuk pemakaian di rumah, bisa banget kok, Urbaners! Let’s be a part of this movement together!